Bagaimanapun kondisi biologis dan jiwa orangtua, kasih sayang dan kelembutan adalah hak yang setiap hari didambakan anak * Anda memiliki waktu seumur hidup untuk bekerja, Namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali * Jika anda bisa memberikan putra atau putrid anda sebuah hadiah, biarkanlah itu sebuah semangat *

Selasa, 31 Januari 2012

Memotivasi Anak untuk Menulis

Suatu saat penulis tertegun membaca tulisan wali murid yang ditulis di buku sambung siswa. Tulisan itu kurang lebih berbunyi “ Bu guru, saya membiasakan anak saya menulis kegiatannya sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Ia saya minta menulis paling tidak lima kalimat setiap hari. Saya memberi tantangan pada Bu guru untuk memotivasi anak dalam menulis”. Kalimat singkat ini penulis terjemahkan sebagai motivasi bagi penulis selaku pengampu pelajaran Bahasa Indonesia untuk
kreatif dalam memberikan tantangan kepada anak didik, sehingga anak-anak termotivasi mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Tentu saja tindakan memberi motivasi ini tidak hanya berlaku bagi anak yang memang sudah memiliki bakat dan kemauan menulis, tapi juga berlaku bagi anak yang “biasa-biasa saja”. Dalam rangka memberi motivasi ini penulis melakukan beberapa hal. Pertama: menggunakan 2 jam pelajaran dari 8 jam pelajaran dalam satu minggu sebagai hari khusus untuk menulis. Saat 2 jam pelajaran ini penulis membiarkan siswa menulis apa saja yang ingin mereka tulis dalam buku khusus yang diberi nama “Buku Sastra”. Di akhir jam pelajaran, tulisan ini penulis nilai dan berikan catatan-catatan kecil berupa kalimat-kalimat motivasi seperti “Tulisanmu sudah bagus, Nak, tapi kata kepleset tolong diganti tergelincir. Tetap semangat menulis ya…” atau “Ceritamu sudah runtut. Lebih rajin lagi membaca, semakin rajin membaca, tulisan akan semakin baik. Semangat ya….”. Ternyata kalimat-kalimat motivasi ini disukai anak-anak. Mereka selalu menunggu tulisan mereka selesai dibaca dan dikomentari gurunya. Tidak hanya menulis di sekolah, anak-anak boleh menuliskan ide yang mereka dapatkan di rumah saat itu juga. Dan mereka bisa meminta saya untuk mengomentari tulisannya keesokan hari di sekolah. Kedua: mengirimkan karya anak-anak ke koran dan majalah. Anak-anak biasanya akan semakin bersemangat untuk menulis jika mengetahui ada karya mereka atau temannya yang dimuat. Ketiga: untuk karya yang belum dimuat di koran atau majalah, biasanya penulis tempelkan di majalah dinding. Anak-anak akan merasa senang (bangga) jika karyanya dibaca oleh orang lain meski itu hanya teman sekelas, kakak atau adik kelasnya dan guru. Setelah beberapa lama menjalankan tiga langkah tersebut, tanpa bermaksud menepuk dada, Alhamdulillah, sekarang setiap hari selalu ada siswa yang minta dibaca (dikoreksi) tulisannya. Bahkan penulis bisa mengumpulkan puluhan karya anak pada semester satu kemarin. Karya-karya tersebut rencananya akan penulis bukukan. Setelah dijilid, buku kumpulan karya anak ini akan penulis masukkan sebagai koleksi perpustakaan sekolah. Tentu saja ini termasuk dalam langkah motivasi yang keempat. Semoga sebagai guru kita selalu berinovasi untuk menemukan langkah-langkah kreatif dalam memotivasi anak untuk berkarya.

4 komentar:

harapan bundaku mengatakan...

Ide bunda untuk memotivasi anak untuk senang menulis sangat bagus jika diterapkan dengan konsisten, semoga guru yang lain juga melakukan hal yang sama agar anak-anak didik kita menjadi anak pecinta ilmu. Salam kenal

harapan bundaku mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
harapan bundaku mengatakan...

alhamdullillah saya udah baca blog yang bunda tulis...
ide cemerlang, semoga bisa kita terapkan untuk memotifasi anak didik kita kedepan.. salam kenal

nafla mengatakan...

alhamdullih.. apa bunda tulis sangat bermanfaat untuk guru dan orang tua.. semoga bisa kita tepakn.. salm kenal